Slider[Style1]

Follow Me

Video Of Day

Pakan Alternatif Untuk Benih Ikan Air Tawar

Sebagaimana kita tahu, benih membutuhkan pakan khusus yang ukurannya jauh lebih kecil dari pakan indukan. Bukaan mulutnya yang sangat kecil amat sangat menyulitkan bagi pembudidaya untuk menemukan pakan bagi benih. Pakan alami/pakan hidup bisa menjadi solusi. Pakan alami yang bervariasi jenis dan ukurannya tentu dapat ditentukan dengan bukaan mulut benih. Kandungan nutrisinya pun tinggi sehingga memenuhi kebutuhan untuk tumbuh kembang benih.


Satu solusi didapat, muncul masalah lain. Apakah ketersediaan pakan alami di sekitar anda mencukupi dan gampang di dapat? atau anda mau membudidayakan ikan sekaligus pakan alaminya?
Untuk itu, kali ini saya akan membagi dua alternatif pakan yang yang dapat menggantikan pakan alami yang sesuai untuk benih (all size).

Metode Pemijahan Untuk Pemurnian Ikan




Sebelum anda memproduksi benih ikan dengan kualitas baik,  maka anda akan terlebih dahulu mengelola induk ikan. Kualitas induk ikan akan menghasilkan benih ikan yang baik. Selain itu, kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi benih yang akan lakukan sanga tergantung  pada keberhasilan anda dalam mengelola induk. 
Pengelolaan induk bertujuan untuk mengetahui jumlah induk dan calon induk yang dipelihara untuk memenuhi target produksi baik secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Jumlah induk dan calon induk yang dipelihara diawali dari penetapan pendapatan yang akan di dapat target produksi benih yang akan dihasilkan setiap periode tertentu. Untuk mencapai pendapatan yang telah ditetapkan, dihitung  jumlah benih yang harus dihasilkan. Selanjutnya untuk mendapatkan jumlah benih ikan sesuai dengan target dibutuhkan di tetapkan frekuensi pemijahan induk setiap periode sehingga akan didapat jumlah induk yang akan dipelihara.

Seleksi Induk
Dengan melakukan seleksi induk yang benar akan diperoleh induk yang sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha budidaya ikan optimal. Seleksi induk ikan budidaya dapat dilakukan secara mudah dengan memperhatikan karakter fenotipenya atau dengan melakukan program breeding untuk meningkatkan nilai pemuliabiakan ikan budidaya.
 Induk ikan yang unggul akan menghasilkan benih ikan yang unggul. Hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para pembudidaya ikan dalam melakukan seleksi induk agar tidak terjadi penurunan mutu induk antara lain adalah :
1) Mengetahui asal usul induk
2) Melakukan pencatatan data tentang umur induk, masa reproduksi dan waktu pertama kali dilakukan pemijahan sampai usia produktif.
3) Melakukan seleksi induk berdasarkan kaidah genetik
4) Melakukan pemeliharaan calon induk sesuai dengan proses budidaya sehingga kebutuhan nutrisi induk terpenuhi.
5) Mengurangi kemungkinan perkawinan sedarah
           
Untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi. Seleksi ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan. Oleh karena itu dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. Tujuan dari pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.

Metode Pemijahan
Untuk mendapatkan induk ikan yang unggul dilakukan program seleksi dengan menerapkan beberapa program pengembangbiakan antara lain dengan kegiatan selective breeding, hibridisasi/outbreeding/ crossbreeding, inbreeding, monoseks/seks reversal atau kombinasi beberapa program breeding. Dalam modul ini akan dibahas semua program breeding tersebut sehingga dalam budidaya ikan akan diperoleh hasil baik induk dan benih yang unggul. Induk yang unggul akan menghasilkan benih yang unggul sehingga dengan memelihara
benih unggul proses budidaya akan menguntungkan dengan melihat laju pertumbuhan ikan yang optimal sehingga produktivitas budidaya ikan akan meningkat.

1.      Selective Breeding/ Pemijahan Seleksi




Selective breeding adalah suatu program breeding yang mencoba untuk memperbaiki nilai pemuliabiakkan (breeding value) dari suatu populasi dengan melakukan seleksi dan perkawinan hanya pada ikan-ikan yang terbaik. Hasil yang diperoleh adalah induk ikan yang terseleksi dan mempunyai karakteristik lebih baik dari populasi sebelumnya.  Outbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas.  Inbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama.  Inbreeding menghasilkan kehomozigotan yang akan melemahkan individuindividunya terhadap perubahan lingkungan.  Hibridisasi pengertiannya hampir sama dengan outbreeding. Sedangkan monoseks atau seks reversal adalah suatu teknologi yang membalikkan arah perkembangan kelamin menjadi berlawanan. Cara ini dapat dilakukan pada saat ikan belum berdiferensiasi secara jelas menjadi jantan atau betina tanpa merubah genotipenya.

Selectif breeding menurut Tave (1995) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a) Seleksi individu/massa
b) Seleksi famili

 Pada ikan teknik seleksi dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu seleksi massa/individu dan seleksi famili. Seleksi induk secara individu ini disebut juga dengan seleksi massa. Seleksi massa/individu adalah seleksi yang dilakukan dengan memilih individuindividu dengan performan terbaik. Seleksi ini merupakan teknik seleksi yang paling sederhana dengan biaya lebih murah dibandingkan seleksi lainnya. Hal ini dikarenakan pada seleksi individu hanya memerlukan fasilitas dan peralatan sedikit (kolam, jaring, hapa dan lainlain), pencatatan data lebih singkat sehingga akan lebih mudah dilakukan. Seleksi individu dapat diterapkan pada ikan nila jika nilai heritabilitas ikan nila ini lebih besar dari 0,25, waktu pemijahan harus bersamaan dan culling top 5 – 10%.

Manfaat Selective Breeding
Program selective breeding di lakukan untuk memperbaiki karakter fenotipe terutama laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan yang tinggi pada populasi ikan budidaya akan meningkatkan produksi ikan yang dibudidayakan dan biasanya berkaitan dengan peningkatan dalam produksi pakan bila ikan yang dibudidayakan mengkonsumsi pakan buatan. Dengan produktivitas yang tinggi dalam budidaya ikan maka pendapatan para pembudidaya ikan akan meningkat. Dengan melakukan seleksi ikan berdasarkan selective breeding ini akan diperoleh individu ikan yang mempunyai karakter fenotipe terbaik sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada saat dibudidayakan.
Teknik Seleksi Individu dan Seleksi Famili 

Prosedur yang harus dilakukan bagi para pembudidaya yang akan melakukan seleksi individu dengan strategi memilih individu yang terbaik dalam suatu populasi adalah sebagai berikut  :

a) Dalam suatu usaha budidaya ikan jika akan melakukan program seleksi individu minimal harus mempunyai 25 pasang induk yaitu 25 ekor induk jantan dan 25 ekor induk betina.
 b) Melakukan pemijahan ikan dan mengamati pertumbuhan ikan dari setiap pasangan. Misalnya dari pemijahan satu pasang induk ikan diperoleh benih ikan sebanyak 200 – 300 ekor, maka harus selalu dilakukan pemantauan pertumbuhan benih ikan tersebut.
c) Membuat kurva pertumbuhan dari data pertumbuhan benih ikan dan lakukan pemanenan pada individu yang terbaik sebanyak 5– 10% dari ukuran populasi yang tertinggi nilai pertumbuhannya.
d) Benih ikan yang terpilih pada tahap ketiga tersebut dipelihara secara terpisah sebagai calon induk yang akan digunakan untuk proses pemijahan selanjutnya. Menurut Tave (1995) dalam program seleksi individu akan diperoleh induk yang unggul dengan melakukan perkawinan pada populasi terpilih sebanyak empat generasi.
e) Dari calon induk yang dipelihara pada tahap keempat akan diperoleh induk ikan yang dapat digunakan untuk proses pemijahan selanjutnya , dan akan diperoleh larva dan benih ikan. Kemudian proses selanjutnya dilakukan pemeliharaan sampai diperoleh kurva pertumbuhan dan lakukan pemilihan dari populasi individu sebanyak 5 – 10% dari populasi yang terbaik yang mempunyai ukuran tertinggi. Lakukan kegiatan tersebut sampai empat generasi dan akan diperoleh calon induk yang telah terseleksi secara individu

Contoh seleksi calon induk pada ikan meliputi beberapa kriteria yaitu :
a) Tingkat pertumbuhan ikan, calon induk mempunyai tingkat pertumbuhan yang paling cepat diantara kelompok ikan.
b) Warna ikan nila yang masih mempunyai tingkat kemurnian yang baik dapat di identifikasi dengan adanya warna garis hitam tegas dan jelas terletak secara horisontal di bagian tubuh ikan.
c) Bentuk badan melebar, mata relatif besar, dan sisik teratur.
d) Konversi pakannya baik, yang dapat di identifikasikan dengan pertumbuhan bobot badan  70 % dari jumlah pakan yang diberikan 3 - 5 % perhari dari bobot ikan. 
e) Waktu matang gonad induk berumur 7 - 8   bulan, dengan berat badan rata-rata 300 gram per ekor untuk jantan dan 250 - 300 gram per ekor untuk betina. 
f) Produktifitas dalam menghasilkan telur cukup tinggi (induk dengan panjang badan 6 cm dapat menghasilkan 200 telur, sedang induk yang panjang badannya 20 cm menghasilkan 1500 butir telur).

Prosedur yang dapat dilakukan oleh para pembudidaya ikan yang akan melakukan seleksi famili adalah sebagai berikut :
a) Menyiapkan ikan yang akan dipijahkan dari beberapa famili yang dimiliki, minimal jumlah famili yang harus dikumpulkan adalah 30 famili. Pada ikan nila dimana pemijahan dapat dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 4 maka dalam perkawinan 8 jantan akan diperoleh famili sebanyak 32 yaitu 1 jantan dapat membuahi 4 betina sehingga satu jantan dapat membuat famili halfsib dan full sib sebanyak 32 famili fullsib dan 8 famili haflsib karena dari satu jantan akan dihasilkan empat keluarga fullsib maka 8 jantan akan ada 32 famili fullsib atau 8 famili halfsib.
b) Melakukan pemijahan untuk ke 32 famili tersebut dan lakukan pengamatan intensif dan cermat  setiap hari untuk mengamati pasangan-pasangan ikan yang sudah memijah.
c) Melakukan pemeliharaan larva ikan pada setiap famili pada hapa yang terpisah dengan memberikan pakan dan pengelolaan kualitas air sesuai prosedur.
d) Melakukan pemeliharaan benih ikan pada setiap famili pada waring yang terpisah, hitung jumlah benih yang dihasilkan dari setiap famili. Pada ikan nila misalnya satu ekor induk betina menghasilkan 2000 – 3000 ekor. Pendederan dilakukan pada padat penbaran yang rendah untuk setiap famili pada kolam pendederan minimal 2 bulan.
e) Menghitung jumlah ikan yang diperoleh dari hasil pendederan dan lakukan pengukuran berat dan panjang tubuhnya sebanyak 30% dari jumlah populasi setiap famili,misalnya dalam satu famili ada 2000 ekor maka jumlah sampel yang dihitung adalah 600 ekor. 
f) Melakukan pemilhan ukuran dari seluruh populasi dan ambil individu dari setiap famili yang mempunyai pertumbuhan yang terbaik, kurang lebih 8 minggu kemudian tentukan 50% dari populasi yang terbaik pertumbuhannya untuk dipelihara lebih lanjut menjadi calon induk dan sisanya dijual.
g) Melakukan pemeliharaan pada kolam pembesaran ikan sampai ikanikan pada setiap famili berukuran induk dan lakukan pengukuran satu persatu pada setiap famili dan pilih sebanyak 20-30 ekor betina terbesar dan jantan terbesar sebanyak 10-20 ekor dari setiap famili.
h) Sisanya dibuang atau dijual sebagai ikan ukuran besar dan induk yang terpilih dapat dilakukan untuk seleksi induk selanjutnya dengan melakukan pemijahan massal. Pada beberapa spesies ikan sangat berbeda untuk diperoleh induk unggulnya. Pada jenis ikan nila wanayasa dapat diperoleh induk yang terseleksi secara famili dengan melakukan pemijahan ikan yang terpilih pada generasi ke tiga,.


2.    Outbreeding/ Hibridasi/ Cross Breeding




Outbreeding  adalah perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas.  Outbreeding ini akan menghasilkan heterozigositas yang akan menguatkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan yang biasa disebut juga mempunyai fitnes yang tinggi.   Individu yang mempunyai heterosigositas yang tinggi  maka akan mempunyai fitness yang tinggi pula. Oleh karena itu untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai kemampuan hidup yang tinggi sebaiknya dalam proses budidaya harus dilakukan perkawinan yang terseleksi. 

Sedangkan crossbreeding atau hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan pada ikan, udang, kerangkerangan maupun rumput laut. Hasil dari program ini dapat menghasilkan individu-individu yang unggul, kadang-kadang ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan reproduksi buatan seperti halnya ikan mas dan ikan nila, dimana dapat dilakukan striping telur dan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan antara spesies yang berbeda. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul.
 
Manfaat Outbreeding/Hibridisasi/Crossbreeding
Pada umumnya jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan banyak yang diperoleh dari hasil persilangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam produksi benih ikan hias baru-baru ini dari suatu populasi  yakni persilangan antar varitas atau strain (hibridisasi intervaritas) yang memiliki tampilan morfologi dari spesies yang sama. 

Hibridisasi merupakan metode yang digunakan dalam upaya memperoleh ikan keturunan baru.  Hasil perlakuan hibridisasi tidak hanya dilihat dari tampilan morfologi namun harus dilakukan pula pengukuran morfometrik dan meristik karena data yang diperoleh merupakan refleksi dari kekuatan penurunan karakter dari sumber

gamet disamping kondisi lingkungan terjadi pada saat pembelahan sel mulai bekerja.
Pengertian tentang persilangan ikan ini ada berbagai pendapat misalnya crossbreeding merupakan persilangan juga tetapi bukan persilangan seperti hibridisasi, melainkan persilangan balik. Jenis ikan konsumsi yang merupakan hasil persilangan balik adalah lele sangkuriang yang telah direlease oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004. Jenis ikan ini merupakan hasil persilangan balik antara ikan lele generasi ke dua dengan ikan lele generasi ke enam yang telah dibuat oleh Balai Besar Pengembangan Budidaa Air Tawar, Sukabumi


3.     Sex reversal
Seks reversal (monosex) adalah suatu teknologi yang membalikan arah perkembangan kelamin menjadi berlawanan. Cara ini dilakukan pada waktu menetas gonad ikan belum berdiferensiasi secara jelas menjadi jantan atau betina tanpa merubah genotipenya. 
Tujuan dari penerapan sek reversal adalah menghasilkan populasi monoseks (tunggal kelamin), yang sangat bermanfaat dalam :
a) Mendapatkan ikan dengan pertumbuhan yang cepat
b) Mencegah pemijahan liar
c) Mendapatkan penampilan yang baik
d) Menunjang genetika ikan yaitu teknik pemurnian ras ikan

Teknik  Seks Reversal
Teknologi seks reversal dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu :
a) Terapi hormon yaitu dengan menggunakan  hormon steroid
b) Rekayasa kromosom


Teknologi seks reversal dengan rekayasa kromosom telah dipelajari sebelumnya pada bab ini akan dibahas teknologi seks reversal dengan menggunakan terapi hormon.  Cara pemberian hormon dalam teknologi seks reversal dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah : 

  Oral 
Metode oral adalah metode pemberian hormon melalui mulut yang dapat dilakukan dengan pemberian pakan alami maupun pakan butan. Pada pakan buatan, hormon dilarutkan dalam pelarut polar seperti alkohol. Cara yang dilakukan adalah  dengan mencampur hormon 17 α metyltestoesteron secara merata dengan pakan dengan dosis disesuaikan jenis ikan yang akan diaplikasikan. Pemberian hormon  pada pakan alami dapat dilakukan dengan teknik bioenkapsulasi.

Selanjutnya Anonim, (2001), mengatakan bahwa berdasarkan penelitian sampai saat ini teknik penghormonan melalui oral paling banyak digunakan para pembudidaya ikan karena hasil yang diperoleh lebih dari 95 sampai 100% bila dibandingkan dengan perendaman yang menghasilkan 70 – 80%. Dengan pencampuran hormon pada pakan juga sangat efisien dalam pemakaian dosis hormon dan kemudahan memperoleh pakan ikan. Sedangkan kelemahan metoda oral ini adalah pada awal pemberian pakan, larva perlu menyesuaikan jenis pakan buatan sehingga apabila pakan tidak segera dimakan maka kemungkinan besar hormon akan tercuci ke dalam media budidaya.

Prinsip kerja pencampuran hormon pada pakan yakni hormon dilarutkan dan diencerkan dalam alkohol. Kemudian larutan hormon dicampurkan dengan pakan buatan berupa pellet serbuk dengan cara menyemprotkan larutan hormon secara merata kepermukaan pakan dengan menggunakan sprayer. Setelah tercampur dengan merata, pakan dibiarkan di udara terbuka di tempat yang tidak terkena sinar matahari (di angin-anginkan) agar alkohol dapat menguap. Selanjutnya pakan yang telah tercamput hormon dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan di simpan di dalam lemari pendingin .

 Perendaman (dipping/bathing)
Metode perendaman (dipping), yaitu dengan cara merendamkan larva ikan ke dalam larutan air yang mengandung 17 α metyltestoesteron dengan dosis 1,0 gram/liter air.  Metode ini dapat diaplikasikan pada embrio, dan pada larva ikan yang masih belum mengalami diferensiasi jenis kelamin (sex), dan lama perendaman tergantung dosis hormon yang diaplikasikan, dimana semakin banyak dosis hormon maka semakin singkat waktu perendaman dan demikian juga sebaliknya.

Perendaman yang dilakukan pada fase embrio dilakukan pada saat fase bintik mata mulai terbentuk, karena dinggap embrio telah kuat dalam menerima perlakuan. Kelemahan cara ini adalah obat atau hormon terlau jauh mengenai target gonad, namun lebih hemat pada penggunaan hormone.  Perendaman juga dapat dilakukan pada umur larva yang telah habis kuning telurnya, karena ada anggapan pada stadia ini gonad masih berada pada fase labil sehingga mudah dipengaruhi oleh rangsangan luar. Kelemahannya adalah efektifitas hormone berkurang karena jauh mengenai target gonad. Larva yang dipergunakan dalam penerapan teknologi sex reversal ini adalah  larva yang berumur antara 5 – 10 hari setelah menetas atau pada saat tersebut panjang total larva berkisar antara 9,0 sampai 13 mm , dimana ikan dengan umur serta ukuran seperti tersebut di atas secara morfologis masih belum mengalami diferensiasi kelamin.(Anonim, 2001).

Suntikan/implantasi 
Perlu diperhatikan bahwa pengubahan jantanisasi (maskulinisasi) kadang-kadang menunjukkan penyimpangan seperti ditemukan individu yang memiliki bakal testis dan sekaligus bakal ovari. Selain itu mungkin saja dijumpai individu yang steril/abnormal karena gonadnya tidak dapat berkembang. Hal ini biasanya berhubungan dengan kesesuaian dosis yang diberikan. Menurut Zairin Jr (2002) Secara umum dosis yang terlalu tinggi akan mendorong sterilitas dan dosis yang terlalu rendah akan mendorong sex reversal yang tidak sempurna sehingga bakal testis dan ovari dapat dijumpai pada saat bersamaan.

Prosedur Seks Reversal
Wadah-wadah yang digunakan yang mendasar adalah wadah pemeliharaan induk dapat berupa kolam semen atau bak-bak plastik, wadah perlakuan yang berupa akuarium dengan ukuran yang menyesuaikan dengan kepadatan ikan yang akan diberi perlakuan, dan wadah pemeliharaan larva.
Peralatan yang digunakan pada teknik sex reversal adalah peralatan lapangan pemeliharaan ikan yang berupa seser, selang sipon, aerator, selang aerasi, dan batu aerasi. Peralatan yang akan digunakan sebaiknya disanitasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan atau sabun cuci untuk menghindari ikan yang akan dipelihara dari hama penyakit yang kemungkinan terbawa pada wadah.

Selain peralatan lapangan, untuk melakukan teknik sex reversal juga diperlukan peralatan dalam perlakuan melalui pakan yaitu, baskom yang digunakan sebagai wadah dalam pembuatan ramuan pakan, sendok kayu digunakan untuk mengaduk dan meratakan larutan hormon, hand sprayer digunakan untuk menyemprotkan larutan hormon dalam pakan, spuit suntik sebagai alat untuk mengambil larutan hormon dan botol gelas yang berwarna gelap sebagai wadah pelarutan hormon dengan alkohol. Sedangkan peralatan yang diperlukan pada perlakuan melalui rendaman antara lain, baskom plastik sebagai wadah perendaman induk atau larva, aerator sebagai penyuplai udara, spuit suntik sebagai alat untuk mengambil larutan hormon dan botol gelas yang berwarna gelap sebagai wadah pelarutan hormon dengan alcohol.

Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain hormon 17α metiltestosteron atau estradiol 17β sesuai dengan kebutuhan dan tujuan sex reversal, alkohol sebagai pelarut hormon, pakan alami atau buatan (bila melalui metode oral) dan air bersih yang telah diendapkan selama 12 – 24 jam sebagai media perendaman (bila menggunakan metode dipping)

Pembuatan pakan berhormon
Dalam aplikasi seks reversal dengan metode oral melalui pemberian pakan berhormon maka dosis hormon yang digunakan akan sangat spesifik untuk jenis ikan tertentu. Dalam prosedur ini akan dibuat pakan berhormon untuk jenis ikan nila. Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Tangkaplah larva ikan yang akan diberikan perlakuan dari kolam/bak pemijahan
b) Pilihlah larva yang masih berumur di bawah 10 hari dengan melihat kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri yang sudah ditentukan.
c) Timbanglah biomassa larva yang akan diberi perlakuan penghormonan yaitu dengan cara mengambil dan menimbang beberapa sampel  untuk kemudian hasil penimbangan sampel dibagi dengan jumlah rata-rata larva sampel untuk mendapatkan berat ratarata larva, selanjutnya hitunglah jumlah populasi larva,  lalu kalikan dengan berat rata-rata larva untuk mendapatkan berat total larva.
d) Timbanglah pakan yang dibutuhkan untuk larva sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan (Feeding rate 30 – 40% per bobot biomassa/hari) dikalikan selama 10 hari pemberian pakan.  
e) Siapkanlah larutan alkohol dengan konsentrasi 70% sesuai dengan kebutuhan.
f) Siapkanlah hormon yang akan digunakan sesuai kebutuhan.  Misalnya jumlah kebutuhan pakan 250 gram, dosis penghormonan 40 mg/kg pakan, maka timbanglah hormon sebanyak 10 mg.
g) Larutkanlah hormon tadi ke dalam alkohol tersebut sebanyak 10 ml ( 1mg/ml), lalu simpan dalam botol berwarna gelap (tidak bening).
h) Campurlah larutan hormon dengan pakan dengan cara menggunakan hand sprayer disemprotkan secara merata pada pakan.  Untuk menghilangkan alkohol angin-anginkanlah pakan tersebut sampai bau alkoholnya sudah tidak menyengat lagi.
i) Simpanlah hormon yang sudah dianginkan pada kantong plastik yang berwarna gelap dengan ditutup rapat-rapat baik sebelum maupun sesudah dipakai, atau dapat juga disimpan dalam reprigrator (+ 4o C) j) Diskusikan secara berkelompok tentang prosedur pembuatan pakan berhormon

Pembuatan larutan perendaman
Aplikasi seks reversal pada ikan guppy bertujuan untuk menghasilkan ikan berjenis kelamin jantan. Pada ikan guppy jenis kelamin jantan mempunyai warna dan bentuk tubuh yang lebih indah dibandingkan dengan ikan betina. Teknik seks reversal pada ikan guppy dapat dilakukan dengan dua metode yaitu perendaman induk dan pemberian pakan berhormon. Pada metode perendaman, dosis yang digunakan adalah 2 mg/l air dan lama perendaman selama 12 jam sampai 24 jam pada induk ikan yang sedang bunting dan memberikan hasil 100% jantan. Sedangkan dengan metode pemberian pakan dengan dosis 400 mg/l dengan lama perlakuan 10 hari hanya menghasilkan 58% jantan (Zairin, 2002).  Adapun prosedur pembuatan larutan perendaman adalah sebagai berikut :

a) Siapkan alat dan bahan yang akan diperlukan
b) Buatlah larutan hormon dengan cara timbang hormon sebanyak 20 mg dan masukkan dalam tabung polietilen dan tambhakan 0,5 ml larutan alkohol 70%. Tutup dan kocok sampai hormon larut, kemudian tuangkan hormon ke dalam wadah berisi 10 liter air pemeliharaan , beri aerasi dan siap untuk digunakan.
c) Pilihlah iduk ikan guppy yang sedang bunting dengan melihat bentuk tubuhnya dan pilihlah induk yang akan melahirkan 8 hari kemudian sebanyak 50 ekor. Ikan guppy biasanya mengalami masa bunting selama 40 hari.
d) Masukkan induk tersebut kedalam larutan hormon dan rendam selama 24 jam.
e) Pindahkan induk ikan guppy yang telah direndam ke dalam akuarium dan amati proses kelahiran anak dan hitung jumlah anak yang dihasilkan
f) peliharalah anak yang dihasilkan sampai berumur 2-3 bulan dan diidentifikasi jenis kelaminnya secara morfologis dan histologis.

4.     Inbreeding



Inbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama induknya dan pada varietas yang sama. Inbreeding  atau silang dalam akan menghasilkan individu yang homozigositas. Kehomozigotan ini akan melemahkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan. Homozigositas ini berari hanya ada satu tipe alel untuk satu atau lebih lokus.  Selain itu silang dalam akan menyebabkan penurunan kelangsungan hidup telur dan larva, peningkatan frekuensi ketidaknormalan bentuk dan penurunan laju pertumbuhan ikan. 

a) Manfaat Inbreeding
Berdasarkan beberapa parameter pengukuran dalam menentukan apakah pada suatu populasi telah mengalami tekanan silang dalam, memperlihatkan bahwa silang dalam memberikan dampak negatif dalam budidaya ikan. Tetapi dalam program untuk memperoleh individu galur murni hanya dapat dilakukan dengan menerapkan program breeding ini. Jadi tujuan penerapan silang dalam (inbreeding) hanya bertujuan untuk memperoleh induk  ikan yang mempunyai galur murni, individu galur murni mempunyai homozigositas yang tinggi. Program breeding ini merupakan program konvensional dalam memperoleh induk ikan yang galur murni.

b) Metode Inbreeding
Dalam memperoleh induk ikan yang mempunyai galur murni dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
 
Closed breeding.
Closed breeding berarti perkawinan yang tertutup, yang mempunyai arti lain  yaitu melakukan perkawinan yang dekat sekali kaitan kekeluargaannya misalnya anak dan tetua atau antar saudara sekandung. Perkawinan antara saudara sekandung atau antara individu-individu yang sefamili akan mengakibatkan pembagian alel-alel melalui satu atau lebih dari leluhur yang sama. Bila perkawinan individu ini terjadi maka alel-alel yang mereka dapatkan dari leluhur yang sama akan diperoleh kembali. Maka hal ini akan mengakibatkan keturunan yang dihasilkan adalah individu-individu yang homozigot dari satu atau lebih lokus. Dengan melakukan silang dalam, ferkuensi gen tidak berubah tetapi homosigositas meningkat. 

Line breeding.
Line breeding berarti perkawinan satu jalur yaitu perkawinan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu baik yang berasal dari nenek moyang bersama yang jantan maupun betina terhadap kostitusi genetik pada progeninya. Bentuk line breeding yang sering dilakukan adalah backcross kepada orangtuanya yang sama untuk beberapa generasi. Menurut Tave (1986) prosedur linebreeding dapat dilakukan dengan dua tipe yaitu Mild Linebreeding dan Intense Linebreeding.

5.      5. Ginogenesis
Ginogenesis merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan dalam rekayasa kromosom dan hanya dapat diterapkan pada ikan budidaya yang mempunyai tingkat domestikasi yang tinggi.  Selain itu dengan melakukan rekayasa kromosom akan diperoleh ikan yang mempunyai kromosom sesuai dengan keinginan manusia. Salah satu jenis ikan budidaya yang sudah mempunyai tingkat domestikasi yang tinggi adalah ikan mas. Pada awalnya budidaya ikan mas ini dilakukan secara tradisional sampai akhirnya dapat dilakukan pemijahan ikan mas secara buatan. Dengan kemampuan manusia melakukan pemijahan ikan mas secara buatan maka ikan mas dapat digunakan sebagai komoditas ikan untuk manipulasi kromosom.

Tujuan dan Manfaat Ginogenesis
Adapun tujuan dari kegiatan Ginogenesis ini antara lain adalah : 
a)  Untuk mempercepat memperoleh induk yang hasilnya berupa strain murni dengan homosigositas yang tinggi
b)  Untuk memproduksi populasi tunggal kelamin, karena keturunan yang dihasilkan semuanya betina
c)      Membuat populasi klon dalam dua generasi
d)     Mempercepat proses seleksi
e)      Mengidentifikasi genotipe jenis kelamin.

Langkah Langkah Gynogenesis
Radiasi
Radiasi adalah proses untuk menonaktifkan material sperma yang akan digunakan untuk membuahi telur. Proses menonaktifkan sperma dapat dilakukan dengan menggunakan sinar gamma, sinar x dan sinar ultraviolet. Ketiga jenis sinar tersebut dipergunakan karena lebih murah, mudah didapatkan, efisien dan lebih aman dibanding jenis sinar lainnya. Sinar ultraviolet (UV)  lebih sering dipergunakan untuk meradiasi sperma dengan tujuan melemahkan material jantan agar tidak mempengaruhi keturunannya karena di Indonesia relative lebih mudah untuk mendapatkan peralatannya dibandingkan dengan jenis sinar lainnya.  Selain itu pemilihan jenis

sinar ini sangat bergantung pada faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan proses menonaktifkan sperma adalah kekuatan sinar radiasi, ketebalan sperma, jarak sinar dengan sperma, serta lama penyinaran. 
Perlakuan meradiasi sperma tersebut tidak mengakibatkan berkurangnya pembuahan telur. Sperma tersebut masih mampu berfungsi sebagai trigger (pemacu) perkembangan embrio. Dengan perlakuan radiasi maka aktivitas sperma dalam mempengaruhi ekspresi gen yang berasal dari sel kromososm sex jantan sudah melemah. Oleh karena itu dengan melakukan radiasi dalam proses pembuahan tersebut akan menghasilkan individu betina.

Sumber : Buku Teks Bahan Ajar Siswa, Peket Keahlian : Budidaya Ikan, Teknik Pembenihan Ikan, Kemendikbud RI

Sekian artikel dari saya, semoga berkenan dan menambah pengetahuan pembaca. Apabila ada kekurangan, kejanggalan ataupun kesalahan pada artikel ini, harap pembaca menuliskan pendapatnya di kolom komentar, terimakasih :)











Purification Method For Fish Spawning




Before you produce good quality fish seed, then you will first administer the parent fish. Quality parent fish will produce good fish fry. In addition, the quantity, quality and continuity of seed production will do dross depends on your success in managing the parent.
Parent management aims to determine the amount of parent and brood are maintained to meet production targets in terms of quantity, quality and continuity. Total parent and prospective parent who kept starting from the determination of income that will be able to target the production of seeds to be generated each period. To achieve a predetermined income, calculated the amount of seed to be produced. Furthermore, to obtain the number of fish seed in accordance with the targets set are needed in the parent spawning frequency of each period to get up to the amount of the parent to be maintained.

Broodstock Selection
By selecting the correct parent that the parent will be obtained in accordance with the requirement that the optimal productivity of fish farming. Broodstock selection of farmed fish can be done easily by observing the character phenotype or by conducting breeding programs to increase the value of farmed fish Pemuliabiakan.
  Parent winning fish will produce superior fish seed. Things that are very important to be noticed by the fish farmers in the selection of the parent in order to avoid a decrease in quality of the parent include:
1) Knowing the origin of the broodstock
2) Perform the recording of data on the age of the mother, the reproductive period and was first performed spawning time to age.
3) Conduct parent selection rules based on genetic
4) Perform maintenance of brood in accordance with the process of cultivation so that the parent's nutritional needs are met.
5) Reduce the possibility of inbreeding
       

Wellcome to Rockestra

This blog is belong to WeSTPak 42
feel free to read the articles here..
thanks for your visit and come again..
regard
admin